Rabu, 24 September 2014

Bahaya Sampah Plastik

Bubuhan (yang mengaku orang indonesia) apalagi yang mengaku orang samboja..pasti udah biasa melihat sampah-sampah plastik bertebaran di selokan, pantai dan bahkan pingggir jalan. Mungkin bubuhan belum ada yang tau betapa mengerikan sampah plastik tersebut jika dibuang sembarangan ?

Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat dilunakkan atau dicetak pada suhu tinggi (suhu peralihan kacanya diatas suhu ruang), jika tidak banyak bersambung silang. Plastik merupakan polimer bercabang atau linier yang dapat dilelehkan diatas panas penggunaannya. Plastik dapat dicetak (dan dicetak ulang) sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan yang dibutuhkan dengan menggunakan proses injection molding dan ekstrusi.




Fakta Sampah:
  • Kantong plastik sisa telah banyak ditemukan di kerongkongan anak elang laut di Pulau Midway, Lautan Pacific
  • Sekitar 80% sampah dilautan berasal dari daratan, dan hampir 90% adalah plastik.
  • Dalam bulan Juni 2006 program lingkungan PBB memperkirakan dalam setiap mil persegi terdapat  46,000 sampah plastik mengambang di lautan.
  • Setiap tahun, plastik telah ’membunuh’ hingga 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut dan ikan-ikan yang tak terhitung jumlahnya.
  • banyak PENYU di kepulauan seribu yang mati karena memakan plastik yang dikira ubur-ubur, makanan yang disukainya.
  • Green Peace menyatakan sekitar 267 binatang laut mati karena salah pencernaan (90% akibat menelan sisa-sisa plastic)
  • The Great Pacific Garbage Patch. Merupakan kumpulan sampah yang membentuk semacam pulau-pulau kecil di Lautan Pasifik
  • Tahun 1992, US EPA juga melaporkan bahwa di Laut Pasifik ditemukan sampah jaring plastik sepanjang 1.500 m yang menjerat mati 99 ekor burung laut, ikan-ikan hiu dan 75 ekor ikan salmon
Dampak Bahan Plastik Bagi Lingkungan

Fakta tentang bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat daripolychlorinated biphenyl (PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT. Serta kantong plastik yang sulit untuk diurai oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100 hingga 500 tahun. Akan memberikan akibat antara lain:
  • Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.
  • Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
  • PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.
  • Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
  • Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.
  • Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
  • Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.
  • Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya.
  • Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.
  • Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.
Tanda Pengenal Plastik

Kode inilah yg harus kita perhatikan sebelum membeli kemasan makanan berbahan plastik.
Berikut ini kode penjelasannya(sumber : http://beritahabitat.net/2008/07/04/waspadai-bahaya-plastik):

1. PET (Polyetylene Terephthalate)
Kemasan yg biasa memiliki kode dg nomer 1 di dalamnya adalah kemasan botol plastik yg kebanyakan jernih ato tembus pandang. Misalnya dipakai oleh botol air mineral ato botol jus. Jenis PET ini dianjurkan hanya untuk sekali pake aja. Hal ini di karenakan karena klo tll sering dipake apalagi untuk mengisi air hangat maupun panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tsb akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yg dpt mengakibatkan kanker.

2. HDPE(High Density Polythylene)
KOde ini biasa digunain untuk botol susu, galon air minum, dll. HDPE termasuk bahan plastik yg aman digunakan karena memiliki kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik dg makanan/ minuman yg dikemasnya. Bahan HDPE ini memiliki kemampuan lbh kuat dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Untuk pemakaian, sama spt bahan PET yaitu hanya untuk sekali pakai.

3. V-Polyvinyl Chloride
Tulisan V berarti PVC(Polyvinil Chloride), yaitu jenis ini termasuk jenis plastik yg paling sulit di daur ulang.
Biasa ditemukan pada plastik pembungkus(cling wrap), dan botol2.
PVC mengandung DEHA yg dapat bereaksi dengan makanan yg dikemas dengan plastik berbahan DEHA ini karena DEHA akan lumer pada suhu -150C. Bisa menimbulkan bahaya pada ginjal hati, dan berat badan.
Alternatif pengganti: daun pisang ato plastik dr bahan polietilena.

4. LDPE(Low Density Polyethylene)
Kode daur ulang nomer 4 ini bisa dijumpai pada plastik tipe coklat(thermoplastic/ terbuat dr minyak bumi) yg biasa untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol2 lembek.
Sifat plastik: kuat, agak tembus cahaya, fleksibel, dan permukaan yg agak berlemak. Pada suhu di bawah 600C sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas2 yg lain spt oksigen.
Plastik jenis LDPE ini bisa didaur ulang tapi sulit di hancurkan. Akan tetapi msh tetap baik sbg tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yg dikemas dengan bahanini.

5. PP(Polyproplylene)
Ini dia plastik terbaik untuk bahan plastik, terutama yang berhubungan dengan makanan dan minuman.
Karakteristik bahan ini biasanya transparan yg tidak jernih.
Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yg rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.
Coba diliat baik-baik: tertera nomer 5 kah di tempat minum ato makan anda?

6. PS(Polystyrene)
Polystyrene ini ditemukan oleh Eduard Simon-apoteker dari Jerman pada tahun 1839 secara tidak sengaja.
Kalo bahan ini bersentuhan dengan bahan makanan, dapat mengeluarkan bahan styrene, karena Polystyrene merupakan polimer aromatik.
Biasa dipakai sbg bahan tempat makan styrofoam.
Bahan ini harus dihindari, karena bisa membahayakan kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yg bisa berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf.
Bahan ini sulit untuk di daur ulang. Jikalau bisa pun, akan sangat membutuhkan waktu yg lama dan proses yg sangat panjang.
Klo tdk tertera kode daur ulang pada kemasan, anda bisa melakukan pengecekan sbb: Bakar kemasan tersebut, jika mengeluarkan api berwarna kuning-jingga dan meninggalkan jelaga, maka kemasan tersebut termasuk plastik berbahan Polystyrene.

7.OTHERS
Others(SAN/ Styrene Acrylonitrile, ABS/ Acrylonitrile Butadine Styrene, PC/ Polycarbonate Nylon).

Tips Menggunakan Bahan Plastik

Bubuhan dapat menggunakan beberapa tips berikut dalam kehidupan sehari-hari:
1. Cegah penggunaan botol susu bayi, dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan polycarbonate, cobalah pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, polyethylene, atau polypropylene. Gunakan cangkir bayi berbahan stainless steel,polyethylene, atau polypropylene. Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex.

2. Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas.

3. Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Jika penggunaaan botol plastik berbahan PET(kode 1) dan HDPE (kode 2), tdk dpt dicegah, gunakanlah hanya sekali pakai dan segera di habiskan karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Bahan alternatif yang dapat digunakan adalah botol stainless steel atau kaca.

4. Mencegah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya microwave oven, yang dapat mengakibatkan zat kimia yang terdapat pada plastik tersebut terlepas dan bereaksi dengan makanan lebih cepat. Hal ini dapat terjadi bila kemasan plastik digunakan untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak.

5. Bungkus terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik pembungkus ketika dipanaskan di microwave oven.

6. Cobalah untuk menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan dan gunakanlah kemasan berbahan stainless steel atau kaca untuk menyimpan makanan atau minuman.

7. Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat makan berbahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu.

Semoga bermanfaat :)
Forza

Sumber tambahan: http://mustantiirena.blogspot.com/